20.18
FAKTOR-FAKTOR YANG
MEMPENGARUHI BELAJAR Secara umum
factor-faktor yag mempengaruhi proses hasil belajar dibedakan atas dua
kategori, yaitu factor internal dan factor eksternal . kedua factor tersebut
saling memengaruhi dalam proses individu sehingga menentukan kualitas hasil
belajar.FAKTOR INTERNAL Faktor internal adalah
faktor-faktor yang berasal dari dalam diri individu dan dapat memengaruhi hasil
belajar individu. Faktor-faktor internal ini meliputi factor fisiologis dan
faktor psikologis. 1) Faktor fisiologis Faktor-faktor
fisiologis adalah faktor-faktor yang berhubungan dengan kondisi fisik individu.
Factor-factor ini dibedakan menjadi dua macam : (1) Keadaan jasmani. Keadaan tonus jasmani
pada umumnya sangat memengaruhi aktivitas belajar seseorang. Kondisi fisik yang
sehat dan bugar akan memberikan pengaruh positif terhadap kegiatan belajar
individu. Sebaliknya, kondisi fisik yang lemah atau sakit akan menghambat
tercapainya hasil belajar yang maksimal. Oleh karena itu keadaan tonus jasmani
sangat mempengaruhi proses belajar, maka perlu ada usaha untuk menjaga
kesehatan jasmani. Cara untuk menjaga
kesehatan jasmani antara lain adalah :menjaga pola makan yang
sehat dengan memerhatikan nutrisi yang masuk kedalam tubuh, karena kekurangan gizi atau nutrisi akan
mengakibatkan tubuh cepat lelah, lesu , dan mengantuk, sehingga tidak ada
gairah untuk belajar,rajin berolah raga agar
tubuh selalu bugar dan sehat;istirahat yang cukup
dan sehat. (2) Keadaan fungsi jasmani/fisiologis. Selama proses belajar
berlangsung, peran fungsi fisiologis pada tubuh manusia sangat memengaruhi
hasil belajar, terutama panca indra. Panca indra yang berfungsi dengan baik
akan mempermudah aktivitas belajar dengan baik pula dalam proses belajar,
merupakan pintu masuk bagi segala
informasi yang diterima dan ditangkap oleh manusia. Sehinga manusia dapat
menangkap dunia luar. Panca indra yang memiliki peran besar dalam aktivitas
belajar adalah mata dan telinga. Oleh karena itu, baik pendidik maupun peserta
didik perlu menjaga panca indra dengan baik, baik secara preventif maupun
secara yang bersifat kuratif. Dengan menyediakan sarana belajar yang memenuhi
persyaratan, memeriksakan kesehatan fungsi mata dan telinga secara periodic,
mengonsumsi makanan yang bergizi, dan lain sebagainya. 2) Faktor Psikologis Faktor-faktor
psikologis adalah keadaan psikologis seseorang yang dapat mempengaruhi proses belajar.
Beberapa faktor psikologis yang utama mempengaruhi proses belajar adalah
kecerdasan peserta didik, motivasi , minat, sikap dan bakat. (1) Kecerdasan /intelegensia siswa Pada umumnya kecerdasan
diartikan sebagai kemampuan psiko-fisik dalam mereaksikan rangsangan atau
menyesuaikan diri dengan lingkungan melalui cara yang tepat. Dengan demikian,
kecerdasan bukan hanya berkaitan dengan kualitas otak saja, tetapi juga
organ-organ tubuh lainnya. Namun bila dikaitkan dengan kecerdasan, tentunya
otak merupakan organ yang penting dibandingkan organ yang lain, karena fungsi
otak itu sebagai organ pengendali tertinggi (executive control) dari hampir
seluruh aktivitas manusia. Kecerdasan merupakan
faktor psikologis yang paling penting dalam proses belajar peserta didik,
karena itu menentukan kualitas belajar siswa. Semakin tinggi inteligensi
seorang individu, semakin besar peluang individu tersebut meraih sukses dalam
belajar. Sebaliknya, semakin rendah tingkat intelegensi individu, semakin sulit
individu itu mencapai kesuksesan belajar. Oleh karena itu, perlu bimbingan
belajar dari orang lain, seperti guru/dosen, orang tua, dan lain sebagainya.
Sebagai faktor psikologis yang penting dalam mencapai kesuksesan belajar, maka
pengetahuan dan pemahaman tentang kecerdasan perlu dimiliki oleh setiap calon
guru/dosen professional, sehingga mereka dapat memahami tingkat kecerdasannya. Pemahaman tentang
tingkat kecerdasan individu dapat diperoleh oleh orang tua dan guru atau
pihak-pihak yang berkepentingan melalui konsultasi dengan psikolog atau
psikiater. Sehingga dapat diketahui anak didik berada pada tingkat kecerdasan
yang mana, amat superior, superior, rata-rata, atau mungkin malah lemah mental.
Informasi tentang taraf kecerdasan seseorang merupakan hal yang sangat berharga
untuk memprediksi kemampuan belajar seseorang. Pemahaman terhadap tingkat
kecerdasan peserta didik akan membantu mengarahkan dan merencanakan bantuan
yang akan diberikan kepada peserta didik. (2) Motivasi Motivasi adalah salah
satu faktor yang mempengaruhi keefektifan kegiatan belajar peserta didik.
Motivasilah yang mendorong siswa ingin melakukan kegiatan belajar. Para ahli
psikologi mendefinisikan motivasi sebagai proses di dalam diri individu yang
aktif, mendorong, memberikan arah, dan menjaga perilaku setiap saat (Slavin,
1994). Motivasi juga diartikan sebagai pengaruh kebutuhan-kebutuhan dan
keinginan terhadap intensitas dan arah perilaku seseorang. Dari sudut sumbernya
motivasi dibagi menjadi dua, yaitu motivasi intrinsik dan motivasi ekstrinsik.
Motaivasi intrinsik adalah semua faktor yang berasal dari dalam diri individu
dan memberikan dorongan untuk melakukan sesuatu. Seperti seorang siswa yang
gemar membaca, maka ia tidak perlu disuruh-suruh untuk membaca, karena membaca
tidak hanya menjadi aktifitas kesenangannya, tapi bisa jadi juga telah mejadi
kebutuhannya. Dalam proses belajar, motivasi intrinsik memiliki pengaruh yang
efektif, karena motivasi intrinsic relaatif lebih lama dan tidak tergantung
pada motivasi dari luar (ekstrinsik). Menurut Arden N.
Frandsen (Hayinah, 1992), yang termasuk dalam motivasi intrinsik untuk belajar
antara lain adalah:Dorongan ingin tahu dan
ingin menyelisiki dunia yang lebih luas;Adanya sifat positif
dan kreatif yang ada pada manusia dan keinginan untuk maju;Adanya keinginan untuk
mencapai prestasi sehingga mendapat dukungan dari orang-orang penting, misalkan
orang tua, saudara, guru, atau teman-teman, dan lain sebagainya.Adanya kebutuhan untuk
menguasai ilmu atau pengetahuan yang berguna bagi dirinya, dan lain-lain. Motivasi ekstrinsik
adalah factor yang dating dari luar diri individu tetapi memberi pengaruh
terhadap kemauan untauk belajar. Seperti pujian, peraturan, tata tertib,
teladan guru, orangtua, danlain sebagainya. Kurangnya respons dari lingkungansecara
positif akan memengaruhi semangat belajar seseorang menjadi lemah. (3) Minat Secara sederhana, minat
(interest) nerrti kecenderungan dan kegairahan yang tinggi atau keinginan yang
besar terhadap sesuatu. Menurut Reber (Syah, 2003) minat bukanlah istilah yang
popular dalam psikologi disebabkan ketergantungannya terhadap berbagai faktor
internal lainnya, seperti pemusatan perhatian, keingintahuan, motivasi, dan
kebutuhan. Namun lepas dari
kepopulerannya, minat sama halnya dengan kecerdasan dan motivasi, karena
memberi pengaruh terhadap aktivitas belajar, ia akan tidak bersemangat atau
bahkan tidak mau belajar. Oleh karena itu, dalam konteks belajar di kelas,
seorang guru atau pendidik lainnya perlu membangkitkan minat peserta didik agar
tertarik terhadap materi pelajaran yang akan dihadapainya atau dipelajaranya. Untuk membangkitkan
minat belajar tersebut, banyak cara yang bisa digunakan. Antara lain, pertama,
dengan mebuat materi yang akan dipelajarai semenarik mingkin dan tidak
membosankan, baik dari bentuk buku materi, desai pembelajaran yang membebaskan
siswa mengeksplor apa yang dipelajari, melibatkan seluruh domain belajar siswa
(kognitif, afektif, psikomotorik) sehingga siswa menjadi aktif, maupun
performansi guru yang menarik saat mengajar. Kedua, pemilihan jurusan atau
bidang studi. Dalam hal ini, alangkah
baiknya jika jurusan atau bidang studi dipilih sendiri oleh siswa sesuai dengan
minatnya. (4) Sikap Dalam proses belajar,
sikap individu dapat memengaruhi keberhasilan proses belajarnya. Sikap adalah
gejala internal yang mendimensi afektif berupa kecenderungan untuk mereaksi
atau merespons dangan cara yang relative tetap terhadap obyek, orang, peristiwa
dan sebaginya, baik secara positif maupun negative (Syah, 2003). Sikap siswa dalam
belajar dapat dipengaruhi oleh perasaan senang atau tidak senang pada performan
guru, pelajaran, atau lingkungan sekitarnya. Dan untuk mengantisipasi munculnya
sikap yang negative dalam belajar, pendidik sebaiknya berusaha untuk menjadi
guru yang professional dan bertanggungjawab terhadap profesi yang dipilihnya.
Dengan profesionalitas, seorang pendidik akan berusaha memberikan yang terbaik
bagi siswanya; berusaha mengambangkan kepribadian sebagai seorang peserta didik
yang empati, sabar, dan tulus kepada peserta didiknya; berusaha untuk
menyajikan pelajaran dengan baik dan menarik sehingga membuat peserta didik
dapat mengikuti pelajaran dengan senang dan tidak menjemukan; meyakinkan
peserta didik bahwa bidang studi yang dipelajari bermanfaat bagi diri peserta
didik. (5) Bakat Faktor psikologis lain
yang mempengaruhi proses belajar adalah bakat. Secara umum, bakat didefinisikan sebagai kemampuan potensial
yang dimiliki seseorang untuk mencapai keberhasilan pada masa yang akan datang
(Syah, 2003). Berkaitan dengan belajar, Slavin (1994) mendefinisikan bakat
sebagai kemampuan umum yang dimilki seorang siswa untauk belajar. Dengan
demikian, bakat adalah kemampuan seseorang menjadi salah satukomponen yang
diperlukan dalam proses belajar seseorang. Apabila bakat seseorang sesuai
dengan bidang yang sedang dipelajarinya, maka bakat itu akan mendukung proses
belajarnya sehingga kemungkinan besar ia akan berhasil. Pada dasarnya setiap
orang mempunyai bakat atau potensi untuk mencapai prestasi belajar sesuai
dengan kemampuannya masing-masing. Karena itu, bakat juga diartikan sebagai
kemampuan dasar individu untuk melakukan tugas tertentu tanpa tergantung upaya
pendidikan dan latihan. Individu yang telah mempunyai bakat tertentu, akan
lebih mudah menyerap informasiyang berhungan dengan bakat yang dimilkinya.
Misalnya, peserta didik yang berbakat dibidang bahasa akan lebih mudah
mempelajari bahasa-bahasa yang lain selain bahasanya sendiri. Karena belajar juga
dipengaruhi oleh potensi yang dimilki setiap individu,maka para pendidik,
orangtua, dan guru perlu memerhatikan dan memahami bakat yang dimilki oleh
anaknya atau peserta didiknya, anatara lain dengan mendukung,ikut
mengembangkan, dan tidak memaksa anak untuk memilih jurusan yang tidak sesuai
dengan bakatnya.FAKTOR EKSTERNAL Selain karakteristik
siswa atau faktor-faktor endogen, faktor-faktor eksternal juga dapat
memengaruhi proses belajar siswa.dalam hal ini, Syah (2003) menjelaskan bahwa
faktor-faktor eksternal yang mempengaruhi belajar dapat digolongkan menjadi dua
golongan, yaitu factor lingkungan sosial dan faktor lingkungan non sosial. 1) Lingkungan Sosial (1) Lingkungan social pendidikan, seperti
guru/dosen, administrasi, dan teman-teman sekelas dapat memengaruhi proses
belajar seorang siswa. Hubungan harmonis antra ketiganya dapat menjadi motivasi
bagi siswa untuk belajar lebih baikdisekolah. Perilaku yang simpatik dan dapat
menjadi teladan seorang guru atau administrasi dapat menjadi pendorong bagi
siswa untuk belajar. (2) Lingkungan sosial masyarakat. Kondisi
lingkungan masyarakat tempat tinggal siswa akan memengaruhi belajar siswa.
Lingkungan siswa yang kumuh, banyak pengangguran dan anak terlantar juga dapat
memengaruhi aktivitas belajarsiswa, paling tidak siswa kesulitan ketika
memerlukan teman belajar, diskusi, atau meminjam alat-alat belajar yang
kebetulan belum dimilikinya. (3) Lingkungan sosial keluarga. Lingkungan ini
sangat memengaruhi kegiatan belajar. Ketegangan keluarga, sifat-sifat orangtua,
demografi keluarga (letak rumah), pengelolaankeluarga, semuannya dapat memberi
dampak terhadap aktivitas belajar siswa. Hubungan anatara anggota keluarga,
orangtua, anak, kakak, atau adik yang harmonis akan membantu siswa melakukan
aktivitas belajar dengan baik. 2) Lingkungan non sosial. Faktor-faktor yang
termasuk lingkungan nonsosial adalah; (1) Lingkungan alamiah, seperti kondisi udara
yang segar, tidak panas dan tidak dingin, sinar yang tidak terlalu silau/kuat,
atau tidak terlalu lemah/gelap, suasana yang sejuk dan tenang. Lingkungan
alamiah tersebut merupakan factor-faktor yang dapat mempengaruhi aktivitas
belajar siswa. Sebaliknya, bila kondisi lingkungan alam tidak mendukung, proses
belajar siswa akan terlambat. (2) Faktor instrumental,yaitu perangkat
belajar yang dapat digolongkan dua macam. Pertama, hardware, seperti gedung
sekolah, alat-alat belajar,fasilitas belajar, lapangan olah raga dan lain
sebagainya. Kedua, software, seperti kurikulum sekolah, peraturan-peraturan
sekolah, buku panduan, silabus dan lain sebagainya. (3) Faktor materi pelajaran (yang diajarkan ke
siswa). Faktor ini hendaknya disesuaikan dengan usia perkembangan siswa begitu
juga denganmetode mengajar guru, disesuaikandengan kondisi perkembangan siswa.
Karena itu, agar guru dapat memberikan kontribusi yang postif terhadap
aktivitas belajr siswa, maka guru harus menguasai materi pelajaran dan berbagai
metode mengajar yang dapat diterapkan sesuai dengan konsdisi siswa. DAFTAR PUSTAKA Slameto. 2003. Belajar
dan factor-faktor yang mempengaruhinya. Jakarta : Rineka Cipta Syah, Muhibbin. 2005.
Psikologi Belajar. Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada
0 komentar:
Posting Komentar