Kamis, 03 September 2015

Apa ketampanan segalanya?





Saya ingin berbagi salah satu pengalaman saya selama di dunia romansa setahun belakangan ini.

Dulu  saya berpikir bahwa  untuk mendapatkan wanita cantik, hal yang paling krusial adalah KETAMPANAN. Karena setiap saat saya mendengar pembicaraan wanita, selalu saja yang dibicarakan mengenai pria ganteng di kampusnya, pria ganteng yang lewat di depan mereka, pria ganteng yang baru dikenalnya, dll.

Saya berpikir bahwa wanita memutuskan seorang pria untuk menjalin suatu hubungan adalah dengan menilai tampang karena saya juga mengambil keputusan untuk memilih seorang wanita berdasarkan wajah dan kondisi fisik mereka yang seksi.

Sebagian besar pria pada umumnya memiliki kadar ketampanan jauh di bawah tingkat ketampanan Nicholas Saputra atau Tora Sudiro. Karena biasanya ketampanan itu dibawa sejak lahir, dan tetap seperti itu walaupun di permak seperti apapun, maka sebaiknya Anda melupakan dan mengubur impian Anda dalam-dalam bahwa suatu hari Anda dapat memiliki tampang seperti mereka.

Sialnya, wanita selalu setiap saat membicarakan dan mengatakan kepada kita bahwa mereka suka dengan pria ganteng. Apakah ini merupakan kartu mati bagi pria yang bertampang pas-pasan? Apakah tampang pas-pasan menentukan level kecantikan wanita yang Anda dekati, yang tentunya selevel dengan tingkat ketampanan Anda?

Pria manapun yang membenarkan hal itu adalah pria yang bermental lossy, atau pria yang menyerah sebelum perang dimulai.

Apakah terkadang kita suka kesal melihat seorang wanita vitamin 8 atau 9 menggandeng dengan mesra seorang pria yang bertampang biasa-biasa saja, dan bahkan lebih ganteng dari kita?

Kita berpikir, “Tuh wanita goblok amat mau ama pria kayak begitu, otaknya ditaro di dengkul kali ya, ” dan segala sumpah serapah lainnya yang kita lontarkan untuk membenarkan opini kita tentang realita yang sangat tidak masuk akal itu.

Sebenarnya kita harus bersyukur bisa dilahirkan sebagai pria. Saya juga termasuk pria yang memiliki tampang standar di antara teman-teman saya yang lain. Bahkan saya akui saya sangat tidak enak dilihat jika Anda sempat melihat wajah dan penampilan saya dahulu sebelum mengikuti workshop.

Mengapa saya mengatakan demikian ?

Realita yang terjadi adalah bahwa dalam perjalanan hidupnya seorang pria yang bertampang pas-pasan memiliki kesempatan untuk memperbaiki daya tariknya dalam dunia romansa dan jangka waktu untuk mendapatkannya juga TAK TERBATAS.


Bagaimana caranya? 

Caranya adalah dengan MENDAPATKAN HAL-HAL YANG DISUKAI wanita.

Saya dapat mendengar suara-suara yang mengatakan “Ah, kalo itu gue juga tau. Jelasin donk apa aja poin-poinnya!” 

Saya tidak akan membuka semuanya di sini, tapi percayalah jika Anda berbincang-bincang dengan para instruktur, Hitman crew, alumni HSEW dan HSMS, membaca seluruh artikel HITMAN SYSTEM dan menginternalisasikan ke dalam diri Anda, maka Anda akan mengetahui bahwa daya tarik seorang pria dapat dipelajari, diperjuangkan, diusahakan, diciptakan, diperoleh, diperbaiki, diperbaharui dan diperpanjang oleh seorang pria dengan JANGKA WAKTU YANG TIDAK TERBATAS.

Hal ini berkebalikan dengan nasib seorang wanita dari berbagai TINGKAT KECANTIKAN. Mereka harus pasrah pada hukum alam, karena pada suatu saat kecantikan mereka juga akan pudar seriring waktu.

Tidak peduli segala macam diet, produk kecantikan & kondisi fisik bahenol yang mereka miliki, toh suatu saat pengeriputan dan penuaan akan menggerogoti mereka. Hal inilah salah satu faktor yang menyebabkan seorang wanita cantik begitu terlihat angkuh dan pemilih ketika berhadapan dengan seorang pria yang mendekatinya.

Guys, don’t take it to personally. Mereka hanya takut pada diri mereka sendiri. Mereka hanya tidak mau menghabiskan JANGKA WAKTU yang mereka miliki dengan pria-pria lossy yang tidak bisa diandalkan. Mereka berlomba-lomba menarik pria Glossy dengan mengandalkan kecantikannya yang dia sadari tentunya tidak akan berlangsung lama.

Nah, hal-hal apa saja yang disukai wanita? Saya akan menyebutkan beberapa hal yang saya tahu berdasarkan pengalaman saya selama berinteraksi dengan wanita :

Uang. Pekerjaan. Popularitas. Status. Penampilan. Gaya bicara. Bahasa Tubuh. Kerja keras. Pendidikan dan pengetahuan umum yang luas. Sarana Transportasi.
 
Poin-poin diatas adalah sebagian kecil dari 'peluru' Glossy Anda dalam memenangkan hati seorang wanita. Jika kita perhatikan sejenak, poin yang saya sebutkan di atas adalah sesuatu yang dapat diperjuangkan dan diusahakan. Ini adalah bukanlah hal mustahil atau gaib untuk memikat wanita, tetapi sesuatu yang masuk akal dan SANGAT MUNGKIN untuk diraih.

Seorang pria bertampang pas-pasan juga memiliki keunggulan lainnya dibandingkan seorang pria tampan dimasa sekolah atau kuliah yang lebih banyak TP (Tebar Pesona) ke wanita-wanita. 

Mengapa? 

Karena seorang pria yang bertampang pas-pasan seringkali memiliki banyak waktu untuk belajar dan mengumpulkan uang, karena mereka kurang asik dan menarik untuk diajak hangout tanpa tujuan dengan atau adanya wanita dalam rombongan itu.

Pria yang bertampang pas-pasan menghabiskan waktunya untuk meningkatkan skill-nya. Mereka bekerja keras untuk meningkatkan prestasinya agar mencapai kesejahteraan dan sebagai bekal di masa depan, sementara pria-pria ganteng berhura-hura dan sibuk meladeni wanita-wanita sehingga otak mereka kosong dan tidak punya pikiran ke depan.

Bila hanya mengandalkan TAMPANG GANTENG tanpa diiringi pengorbanan waktu & pikiran, kerja keras, dan kesabaran, apakah mungkin hal-hal yang saya sebutkan di atas bisa didapatkan?

Wanita cantik mana yang mau menikahi pria ganteng yang malas bekerja keras, terlalu bergantung pada kekayaan orang tua, menghambur-hamburkan uang supaya dianggap cool, lemot soal pengetahuan umum dan berita, dan seluruh hidupnya hanya hura-hura tanpa memikirkan masa depan?

Kalaupun ada, tentunya dia berpikir bahwa suatu saat Anda akan berubah dan bisa mendapatkan hal-hal yang dia inginkan, dia mengharapkan kesediaannya berkencan dengan Anda kelak akan berbunga di kemudian hari, sehingga dia juga ikut merasakan hasil investasinya selama ini. 

Jika Anda pria ganteng yang memiliki prospek seperti diatas, hanya wanita cantik yang goblok dan terlalu lugu yang mau menjadi pasangan Anda. Seberapapun tampannya kondisi fisik seorang pria, tetap kesejahteraan di masa depan dan potensi seorang pria untuk meraih hal tersebutlah yang lebih penting bagi seorang wanita.

Tetapi kita mengetahui, hanya diri kita lah yang bisa merubah nasib. Orang lain tidak dapat merubah kita, hidup kita ada di tangan kita sendiri.

Ketika mencapai usia 30-an keatas, seringkali pria yang bertampang pas-pasanlah yang mempunyai HARGA PASAR lebih tinggi dibandingkan pria-pria tampan yang terlalu sibuk mengejar-ngejar wanita dimasa mudanya. Sebagai hasilnya pria yang bertampang pas-pasan mampu memperoleh wanita yang lebih muda dan cantik dengan Uang, Status, Penampilan dan Perkerjaan yang telah diperjuangkan selama ini. Setiap tetes keringat, air mata, tenaga dan pikirang yang dikeluarkan oleh pria yang bertampang pas-pasan dimasa mudanya, berbuah manis di masa yang akan datang jika kita bersungguh-sungguh ingin keluar dari LEMBAH LOSSY yang kelam itu.

Jadi, kesimpulannya Ketampanan seorang pria bukanlah hal utama dan krusial dalam memikat wanita, dan tampang yang pas-pasan bukanlah kartu mati dalam dunia romansa. Masih ada hal-hal yang jauh lebih penting yang menjadi daya tarik seorang pria selain wajah yang tampan, bahkan hal-hal tersebut SANGAT MUNGKIN untuk dicapai jika kita mau meningkatkan KUALITAS hidup kita dalam berbagai macam aspek. 

Berjuanglah untuk masa depan kita sendiri. Mulailah dengan merencanakan dan mengatur keuangan, meningkatkan skill dalam hal-hal yang bermanfaat bagi masa depan, jadilah seorang pria independen yang mempunyai Identitas dan Berkualitas di berbagai segi kehidupan kita, bukan menjadi seorang pria lossy yang dibalut dengan Kekayaan orang tua dan Wajah yang Tampan.
 
 

Penampilan anda adalah kepribadian anda





"Clothes make the man. I believe that. You say to me you want to go shopping, you want to buy clothes, but you don't know what kind. You leave that hanging in the air, like I'm supposed to fill in the blank. That to me is like asking me who you are... and I don't know who you are." 

Kutipan di atas merupakan celotehan seorang sopir limosin yang mengobrol dengan Tom Hanks dalam sebuah film komedi klasik tahun 90an, Joe Versus The Volcano. Sayang sekali film itu sendiri tidak pernah dianggap populer, apalagi masuk ke jajaran box office, karena cukup satu baris sederhana tersebut menyimpan dua  rahasia glosifikasi bagi Anda yang ingin memperbaiki persepsi orang akan diri Anda. Oh ya, artikel yang Anda baca sekarang ini juga ditampilkan dalam majalah 
Gadget Indonesia dan silakan ikuti kuis berhadiah besar yang dijabarkan pada halaman 71 edisi Agustus 2010 tersebut. 

RAHASIA PERTAMA: CLOTHES MAKE THE MAN. Entah itu dalam bidang karir, kehidupan sosial, atau bahkan romansa, Anda akan selalu dinilai berdasarkan penampilan Anda. Kita memang dibesarkan agar tidak menilai buku dari sampulnya, namun jujur saja itu nasihat yang sangat tidak praktis karena hanya bisa dilakukan oleh orang yang telah mendapat kesempatan untuk mengenal Anda secara pribadi. 

Hanya diperlukan waktu setengah sampai tiga puluh detik bagi mereka untuk menjatuhkan vonis penilaian pada diri Anda. Begitu impresi pertama itu tercipta, nyaris tidak mungkin bagi mereka untuk mengubah pikiran. Coba renungkan sejenak berapa banyak tawaran yang gagal Anda raih dan kesempatan yang lewat begitu saja karena pribadi Anda divonis berdasarkan penampilan yang kurang menarik?

Salah satu alasan utama banyak pria tampil generik, dangkal dan membosankan adalah karena mereka tidak percaya bahwa mereka layak tampil sebaliknya. Mereka tidak percaya bahwa pria juga memiliki hak yang sama untuk bermain di dunia fashion sama seperti wanita. Mereka tidak percaya bahwa pria juga dapat memakai warna-warna cerah tanpa terlihatcheesy. Mereka tidak percaya bahwa selain jaket, cardigan juga dapat mengesankan citra yang dewasa berkelas ketika dikombinasikan kemeja berdasi. Mereka tidak percaya ini dan itu, mereka takut ini dan itu. Padahal saat ini konsep dunia tentang pakaian sudah bergeser jauh dari jaman Adam dan Hawa dahulu. 

 

Psikologi Behavioristik




Behaviorisme adalah sebuah aliran dalam psikologi yang didirikan oleh John B. Watson pada tahun 1913 yang berpendapat bahwa perilaku harus merupakan unsur subyek tunggal psikologi. Behaviorisme merupakan aliran revolusioner, kuat dan berpengaruh, serta memiliki akar sejarah yang cukup dalam. Behaviorisme lahir sebagai reaksi terhadap introspeksionisme (yang menganalisis jiwa manusia berdasarkan laporan-laporan subjektif) dan juga psikoanalisis (yang berbicara tentang alam bawah sadar yang tidak tampak).
Behaviorisme ingin menganalisis bahwa perilaku yang tampak saja yang dapat diukur, dilukiskan, dan diramalkan. Behaviorisme memandang pula bahwa ketika dilahirkan, pada dasarnya manusia tidak membawa bakat apa-apa. Manusia akan berkembang berdasarkan stimulus yang diterimanya dari lingkungan sekitarnya. Lingkungan yang buruk akan menghasilkan manusia buruk, lingkungan yang baik akan menghasilkan manusia baik. Kaum behavioris memusatkan dirinya pada pendekatan ilmiah yang sungguh-sungguh objektif. Kaum behavioris mencoret dari kamus ilmiah mereka, semua peristilahan yang bersifat subjektif, seperti sensasi, persepsi, hasrat, tujuan, bahkan termasuk berpikir dan emosi, sejauh kedua pengertian tersebut dirumuskan secara subjektif
Teori behaviorisme memandang individu hanya dari jasmani dan mengesampingkan mental. Para penganut teori ini tidak mengakui adanya bakat, kecerdasan, minat, dan perasaan individu dalam proses belajar. Menurut mereka, belajar hanya untuk melatih refleks-refleks sehingga menjadi kebiasaan yang dikuasai individu. Seseorang sudah dianggap belajar apabila ada perubahan kebiasaan atau perilaku dirinya

Ada tiga konsep penting dalam psikologi behaviorisme ini, antara lain :

Stimulus/ rangsangan;
Respon;


Penguatan (reinforcement)
Dalam mekanisme belajar berdasarkan behaviorisme, input yang diberikan berupa stimulus/rangsang yang diberikan oleh pendidik/guru, akan menghasilkan output berupa respon hasil dari tanggapan pembelajar terhadap stimulus yang diberikan. Proses yang terjadi selama pembelajaran tidak terlalu penting karena tidak bisa diamati dan diukur.
PRINSIP DASAR BEHAVIORISME
Perilaku nyata dan terukur memiliki makna tersendiri, bukan sebagai perwujudan dari jiwa atau mental yang abstrak
Aspek mental dari kesadaran yang tidak memiliki bentuk fisik adalah pseudo problem untuk sciene, harus dihindari.
Penganjur utama adalah Watson : overt, observable behavior, adalah satu-satunya subyek yang sah dari ilmu psikologi yang benar.
Dalam perkembangannya, pandangan Watson yang ekstrem ini dikembangkan lagi oleh para behaviorist dengan memperluas ruang lingkup studi behaviorisme dan akhirnya pandangan behaviorisme juga menjadi tidak seekstrem Watson, dengan mengikutsertakan faktor-faktor internal juga, meskipun fokus pada overt behavior tetap terjadi.
Aliran behaviorisme juga menyumbangkan metodenya yang terkontrol dan bersifat positivistik dalam perkembangan ilmu psikologi.
Banyak ahli (a.l. Lundin, 1991 dan Leahey, 1991) membagi behaviorisme ke dalam dua periode, yaitu behaviorisme awal dan yang lebih belakangan.

Perspektif Behaviorisme Menurut Beberapa Tokoh Psikologi
Thorndike (1874-1949)
Belajar merupakan proses interaksi antara stimulus dan respon (Teori Konektivisme). Teori ini sering pula disebut “trial and error learning”. Stimulusnya adalah semua yang merangsang terjadinya kegiatan belajar yang dapat ditangkap oleh indera, dan responnya adalah reaksi yang muncul saat belajar berlangsung.
Beliau melahirkan hukum-hukum belajar, yaitu :
Law of Effect  (hukum akibat)
Jika respon yang dihasilkan menghasilkan efek memuaskan, maka hasil interaksi stimulus-respon makin kuat, berlaku juga untuk sebaliknya.
Law of Readiness (hukum kesiapan)

Asumsi kesiapan menurut hukum ini yaitu kepuasan organisme berasal dari pendayagunaan satuan pengantar. Unit-unit ini menimbulkan kecenderungan bahwa organisme akan terdorong untuk “do or don’t do it”.
Law of Exercise (hukum latihan)
Hubungan stimulus-respon akan makin kuat jika sering berlatih; begitu pula sebaliknya.
Ivan Pavlov
Psikolog asal Rusia ini mengemukakan hukum belajarnya sendiri, yaitu :
Law of Respondent Conditioning
Jika dua stimulus dihadirkan secara stimultan (salah satunya berfungsi sebagai reinforcer ), refleks dan stimulus lain akan meningkat.
Law of Extinction
Jika refleks yang sudah diperkuat oleh hukum Respondent Conditioning tanpa ada reinforcer, kekuatannya akan menurun.
B.F. Skinner
Beliau berpendapat bahwa konsep tentang belajar adalah hubungan stimulus-respon (S-R) lewat interaksi dengan lingkungan, yang menghasilkan perubahan tingkah laku, tidak sesederhana pendapat tokoh-tokoh di atas.
Pertama, respon yang diterima tidak sesederhana itu; stimulus-stimulus saling berinteraksi , selanjutnya akan timbul pengaruh terhadap respon yang diberikan, Akhirnya, muncullah konsekuensi.
Kedua, individu adalah organisme yang memperoleh perbendaharaan tingkah lakunya melalui belajar. Ia bukan agen penyebab tingkah laku, melainkan tempat kedudukan/suatu poin yang factor-faktor lingkungan dan hereditas yang khassecara bersama-sama menghasilkan akibat (tingkah laku) yang khas pula pada individu tersebut.
Beliau menguraikan pula mengenai sejumlah teknik yang digunakan untuk mengontrol perilaku, antara lain sebagai berikut :

Pengekangan fisik (physical restrain)
Menurut Skinner, kita dapat mengontrol perilaku melalui pengekangan fisik. Contohnya, beberapa orang menutup mulut untuk menghindari diri dari menertawakan kesalahan orang lain.
Bantuan fisik (physical aids)
Kadang-kadang orang menggunakan obat-obatan untuk mengontrol perilaku yang tidak diinginkan. Contohnya, seorang supir truk mengonsumsi obat perangsang agar tidak mengantuk saat menempuh perjalanan jauh.
Bantuan fisik juga digunakan untuk memudahkan perilaku tertentu,yang bisa dilihat pada orang yang memiliki masalah penglihatan dengan cara memakai kacamata.
Mengubah kondisi stimulus (changing the stimulus conditions)
Suatu teknik lain adalah mengubah stimulus yang bertanggung jawab. Misalnya, orang yang menderita obesitas menyingkirkan sekotak coklat di hadapannya sehingga dapat mengekang diri.
Memanipulasi kondisi emosional
Skinner menyatakan bahwa kita terkadang mengadakan perubahan emosional dalam diri kita untuk mengontrol diri. Misalnya, melakukan meditasi untuk mengatasi stress.
Melakukan respon-respon lain
Menurut Skinner, kita juga sering menahan diri untuk melakukan perilaku yang membawa hukuman bagi orang lain.
Menguatkan diri secara positif
Salah satu teknik yang kita gunakan untuk mengontrol perilaku menurut Skinner adalah menghadiahi diri sendiriatas perilaku yang patut dihargai.
Menghukum diri sendiri
Artinya, seseorang mungkin menghukum diri sendiri karena gagal mencapai tujuan diri.

Daftar Pustaka
www.edus.web.id/2010/12/teori_behavioristik_paud.html
http://rumahbelajarpsikologi.com

http://psikologi.or.id/psikologi-umum-pengantar/aliran-behaviorisme.htm